Blog ini adalah sarana pelampiasan emosi dalam diri ini, kadang marah, sedih, bahagia, dongkol.. dll.
jadi isinya lebih banyak curhatan ajah sih..

Dwi Afrini Risma. Com

Welcome

Maked by a girl who is becoming a woman

Jumat, 29 Januari 2010

Untuk Saudariku Yang Sedang Dimabuk Cinta.

Cinta.. oh cinta… Haruskah seorang perempuan larut dan terbuai dengan kata-kata indah namun berbisa yang diucapkan oleh seorang pengagum cinta? Mungkin bagi sebagian orang, hal ini terdengar picik. Tapi sesungguhnya andaikan kita para perempuan sedikit lebih sadar dan membuka mata hati.

Cinta memang susah didefenisikan dengan kata-kata, seperti kata Neo dalam salah satu video klipnya, jika ada sebuah kata yang lebih agung selain cinta, maka kata itupun tak cukup gambarkan apa itu cinta. Atau seperti kata Anna dalam film Ketika Cinta Bertasbih ,
“Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar. Namun jika cinta kudatangi, aku jadi malu pada keteranganku sendiri. Meskipun lidahku telah mampu menguraikan, namun tanpa lidah cinta ternyata lebih lemah terang, sementra pena begitu tergesa-gesa menuliskannya, kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta. Dalam menguraikan cinta, akar terbaring tak berdaya, bagaikan keledai terbaring dalam lumpur”.
Begitulah hakikat cinta yang pasti dirasakan oleh setiap insan yang bernyawa. Sungguh cinta begitu agung. Tapi cinta yang seperti apa?!

Hari ini aku kembali dibuat tersadar akan betapa jauhnya arti cinta yang sebenarnya dari kehidupan kita. Jika diresapi, cinta yang kita rasakan tak lagi seperti kalimat Ayatul Husna di film yang sama:

“cinta adalah kekuatan yang mampu mengubah duri jadi mawar, mengubah cuka jadi anggur, mengubah malang jadi untung, mengubah sedih jadi riang, mengubah setan jadi nabi, mengubah iblis jadi malaikat, mengubah sakit jadi sehat, mengubah bakhil jadi dermawan, mengubah kandang jadi taman, mengubah penjara jadi istana, mengubah amarah jadi ramah, mengubah musibah jadi muhibah”
Tren cinta, atau pacaran kini telah berubah kiblat menjadi kebalikan dari semua kata-kata Ayatul Husna tersebut. Lebih bobroknya lagi, cinta zaman sekarang tak lagi memandang nilai moral apalagi agama. Sesuatu yang dikatakan dengan jelas sebagai hal yang dilarang, seolah menjadi halal karena alasan cinta. Inikah cinta?

Saudariku yang kini tengah dimabuk asmara, tidakkah engkau sadar bahwa lelaki itu hanya ingin menghisap madumu dengan menuntutmu memberikan pembuktian cinta sebagai alasannya. Apakah kamu yakin bahwa dengan semua yang seharusnya menjadi hak suamimu, maka ia akan menjadi suamimu kelak. Saudariku, janganlah engkau berbangga hati atas semua kesalahan itu, karena jika sesungguhnya engkau mengetahui apa yang dibicarakan oleh kekasihmu dan teman-temannya jika berada di belakangmu, kamu akan menyadari dan menyesali bahwa betapa bodohnya kamu karena dengan mudahnya telah menjadi korban dari bujuk rayunya. Apa yang engkau dapat dari pengorbanan cintamu, dirimu bukan hanya dikucilkan masyarakat, juga dibenci oleh Allah, Sang Kekasih sejati yang tak pernah berhenti mengasihi hamba-Nya.

Saudariku, janganlah engkau sia-siakan apa yang telah Allah karuniakan padamu. Tidakkah engkau merasa iba dengan kedua orangtuamu yang telah membesarkanmu dan mempercayaimu. Percayalah, sesungguhnya cinta berasal dari Allah, jadi cinta tak pernah menyulitkanmu, karena Allah Sang Maha Pengasih dan Penyayang tak akan pernah menyakiti hamba-Nya. Cintailah orang-orang yang kamu cintai dengan mencintai dirimu sendiri.

Untuk saudariku yang sedang jatuh cinta, ingatlah. Sesungguhnya Setan itu licik, maka jangan sampai engkau tergoda oleh tipu dayanya. Sudah banyak yang menjadi hamba cinta kemudian menjadi korbannya. Ambillah pelajaran dari kisah-kisah yang telah lalu, kemudian bentengilah dirimu dengan iman, islam, dan ihsan.

Saudariku, janganlah sedikitpun timbul keraguanmu akan kehilangan cinta dalam hidupmu, karena logikanya… jika seorang lelaki benar-benar mencintaimu, maka ia akan memintamu dari orangtuamu, dia akan benar-benar melindungi serta menjagamu, dan tak akan berani menyentuh apalagi menyakiti orang yang disayanginya. Bersabarlah. Hiasi dirimu dengan iman dan akhlak yang mulia, Karena sesuai dengan janji Allah, seorang wanita baik-baik hanya untuk lelaki yang baik pula.

Selasa, 19 Januari 2010

Lagi-lagi mahasiswa dirugikan

Lagi-lagi mahasiswa dirugikan, begitu salah satu komentar dari temanku yang baru membaca surat edaran. Kalo dipikir-pikr benar juga sih, rasanya belum lekang dari ingatan saat berdesak-desakan dengan ratusan mahasiswa yang sedang berebut untuk mendapatkan giliran pembuatan rekening baru, waktu ngambil buku rekening, waktu ngambil ATM. eh.. sekarang sudah tidak diberlakukan lagi.

Oya, Sudah pada baca surat edaran dari pembantu rector 2 belum. Di dalam surat yang diedarkan tanggal 18 januari 2010 itu diuraikan panjang lebar mengenai teknis pembayaran SPP untuk semester genap tahun ajaran 2009/2010. Dan kamu-kamu tahu nggak, berita ini sangat teramat mengejutkan, pasalnya terjadi begitu banyak perubahan, salah satunya adalah pembayaran yang semula dilakukan dengan cara penyetoran ke Rekening Mandiri mahasiswa kita masing-masing, kini berubah ke rekening bank BNI. Yang lebih mengagetkan saya, pembayaran ini dilaksanakan tanggal 18 s.d. 30 Januari 2009 tidak ada perpanjangan waktu, tapi khusus buat mahasiswa angkatan 2009 pembayaran dilakukan tanggal 21 s.d. 30 Januari 2009 tidak ada perpanjangan waktu. Semoga saja ada perpanjangan waktu ya, kami kan sedang ujian pak!

Wah, kacau nih... tanggal segitu kan tanggalnya kita-kita sedang sibuk ujian akhir semester. Kan jadinya repot banget kalo harus ngantre di Bank selama berjam-jam, kalo nasabahnya lagi banyak. Tapi, buat kamu yang udah punya rekening maupun ATM Bank BNI, pembayaran dapat dilakukan dengan cara mentransfer. Caranya dengan menginput kode universitas Riau yaitu 9051 kemudian NIM kamu. Secara otomatis nanti database kamu bakal keluar deh; nama, jurusan, fakultas, dan… saya kurang tahu juga, pasalnya saya sendiri belum pernah nyoba tuh. Dan buat kamu yang belum terdaftar di database, kan ga bisa bayar SPP tuh, wajib melapor ke bagian dana masyarakat lantai tiga gedung rektorat. (info selengkapnya baca: Pengumuman Pembayaran SPP)

Disinyalir, ini disebabkan oleh karena kontrak kerja sama universitas kita dengan Bank Mandiri telah berakhir pada tanggal 26 september yang lalu. Diduga alasan lain yang menyebabkan tidak diperpanjangnya MoU tersebut atas pertimbangan keluhan mahasiswa, misalnya saja tempat pelayanan pembayaran SPP yang kurang layak, kan kasihan ngatre lama di parkiran. Selain itu, adanya kebijakan Bank Mandiri yang memutuskan untuk menaikkan biaya administrasi sebagai mana layaknya nasabah biasa (maklum saja, biaya administrasi nasabah umum kan 3 kali lipat biaya administrasi tabungan mahasiswa). Jadi, tak seutuhnya keputusan ini merugikan mahasiswa, pihak rektorat pasti sudah memikirkan dengan matang mengenai keputusan ini.

Tapi, kalau dipikir-pikir rasanya lebih baik waktu manual dulu. Lebih terorganisir, dan terarah. Tapi, pembayaran melalui rekening juga tak kalah memudahkan. Dari jauh-jauh hari kita sudah bisa bayar, karena debit tabungan kita secara otomatis akan terpotong sesuai dengan jumlah uang SPP yang harus dibayar. Masalah mana yang lebih baik, nanti ajah deh. Yang penting, jangan lupa bayar SPP nya ya…

PENGUMUMAN PEMBAYARAN SPP No : 920/H.19/KU/2010

1. PEMBAYARAN DILAKUKAN DENGAN SISTEM POINT TO HOST DI BNI

2. PEMBAYARAN SPP MAHASISWA SEMESTER GENAP TA. 2009/2010 TANGGAL 18 S.D. 30 JANUARY 2010, KHUSUS UNTUK MAHASISWA ANGKATAN 2009 DIMULAI TANGGAL 21 S.D 30 JANUARY 2010, DENGAN TATA CARA PEMBAYARAN SBB:

a. Pembayaran Tunai Melalui Teller BNI Di seluruh cabang BNI di Indonesia dengan cara sbb:

 Mahasiswa mendatangi Kantor Cabang BNI, dan menuju petugas teller.
 Petugas Teller memilih nama universitas dan meng-input nomor NIM yang diberikan oleh mahasiswa di aplikasi pembayaran SPP.
 Apabila NIM yang dimasukkan benar, secara otomatis muncul data tagihan (NIM, nama universitas, nama mahasiswa, nama program studi, dan rincian Biaya Pendidikan).
 Petugas teller akan menyebutkan kepada mahasiswa data tagihan di layar seperti nomor tagihan, nama mahasiswa, dan rincian biaya pendidikan, jika mahasiswa setuju maka transaksi setoran tunai maupun pemindahbukuan dapat dilakukan.
 Mahasiswa menerima bukti pembayaran biaya pendidikan yang berisi Nomor Tagihan, Nama Mahasiswa, Nama Mahasiswa, Nama Universitas, Program Studi, Kode Fakultas, Periode Bayar, Tanggal Bayar, Rincian Pembayaran, Reference Number BNI, serta identitas teller cabang dan cap BNI . (diharapkan mahasiswa memfoto copy dan mengarsipkan dengan baik)

b. ATM BNI dengan cara:

 Di BNI ATM, setelah melalui verifikasi standar untuk transaksi ATM (cek PIN), mahasiswa memilih menu Pembayaran – menu berikut – Universitas – Student Payment Centre.
 Mahasiswa memasukkan kode Universitas Riau No. 9051 beserta NIM yang oleh system BNI melalui system switcher akan di-cek datanya.
 Apabila kode universitas 9051 dan NIM yang dimasukkan benar, maka otomatis akan muncul di layar tagihan (NIM, nama universitas, nama mahasiswa, nama program studi, dan rincian biaya pendidikan).
 Apabila mahasiswa setuju atas konfirmasi di layar ATM, maka transaksi pembayaran akan diproses oleh system dimana system akan mendebet rekening mahasiswa dan secara real time on-line.
 Transakasi selsesai, mahasiswa akan menerima bukti pembayaran berupa receipt ATM berisi NIM, Nama Mahasiswa, Nama Universitas, Program Studi, Kode Fakultas, Periode Bayar, Tanggal Bayar, Rincian Pembayaran, Reference Number BNI, dan Nomor Kartu BNI. . (diharapkan mahasiswa memfoto copy dan mengarsipkan dengan baik)

c. Internet Banking


 Web BNI http://www.bni.co.id/
 Pilih “BNI internet banking”
 Pilih “Internet Banking personal”
 Masukkan user ID
 Masukkan password
 Tekan login
 Masukkan menu pembayaran
 Pilih biaya pendidikan
 Pilih pembayaran
 Pilih nama perguruan tinggi
 Masukkan nomor tagihan
 (contreng) simpan ke draft rekening
 Klik tombol kunci
 Aktifkan BNI e-secure
 Masukkan PIN BNI e-secure
 Tekan – 2
 Masukkan 8 angka yang tertulis
 Masukkan hasil 8 angka yang tertulis
 Tekan tombol lanjutkan
 Aktifkan BNi e-secure
 Tekan – 2
 Masukkan 8 angka yang tertulis
 Masukkan hasil 8 angka BNI e-secure
 Tekan tombol lanjutkan
 Cetak Bukti pembayaran


3. BAGI MAHASISWA YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DATA BASE (SERVER BNI) TIDAK DAPAT MELAKUKAN PEMBAYARAN AGAR MELAPOR KE SUB BAGIAN DANA MASYARAKAT UNIVERSITAS RIAU

4. BAGI MAHASISWA YANG MENGAMBIL MASA LANGKAU DAN ALPA STUDI PADA SEMESTER GANJIL 2009/2010 AGAR MELAPOR KE BAGIAN DANA MASYARAKAT UNIVERSITAS RIAU PALING LAMBAT 20 JANUARI 2010.


5. PENDAFTARAN ULANG KE FAKULTAS ATAU PROGRAM STUDI SESUAI DENGAN DAFTAR NAMA-NAMA YANG DIKIRIM OLEH BAGIAN DANA MASYARAKAT, BAGI MAHASISWA YANG TIDAK TERDAFTAR DIANGGAP MENGAMBIL MASA LANGKAU ATAU ALPA STUDI.

6. UNTUK KEAMANAN, BUKTI PEMBAYARAN (PRINT OUT BANK ATAU ATM) AGAR DIKOPI DAN DIARSIPKAN.


7. BAGI MAHASISWA YANG SUAH YUDICIUM SEBELUM TANGGAL 30 JANUARY 2010, TIDAK DIWAJIBKAN MEMBAYAR SPP SEMESTER GENAP 2009/2010, BAGI YANG TERLANJUR MEMBAYAR, UANG SPP AKAN DIKEMBALIKAN DENGAN MEMBAWA SURAT KETERANGAN LULUS/YUDICIUM DARI FAKULTAS.

8. TEKNIS DAN TATA CARA PEMBUKAAN BUKU TABUNGAN MAHASISWA DI BNI AKAN DIUMUMKAN TERSENDIRI.

Minggu, 17 Januari 2010

I Love Him..






hohoho...

dalam sejarah hidupku, aku ga pernah sesuka ini dengan seorang tokoh di film...
tapi kali ini luar biasa banget..
aku jatuh cinta dengan peran ini...
ceritanya bagus...
pemerannya juga tepat...
bravo deh buat sinema korea yg satu ini..

Selamat Jalan Dodi, selamat jalan sahabatku

“Assalamu’alaikum ukh, kamu yang namanya dwi kan?”, sapa seorang murid laki-laki padaku saat aku akan melangkahkan kaki ke tangga menuju papan madding sekolah. Pada saat itu, sekolah menempatkan madding sekolah di belokan tangga sekolah, maklum lahan sekolah terbatas.

“Waalaikumsalam warahmatullah, akh siapa?”, tanyaku terheran-heran, karena jujur saja aku merasa belum mengenal ataupun melihat dia sebelumnya.

“Dodi, anak 1.4, kelas sore. Suka baca juga ya?”, lanjutnya tanpa rasa sungkan.

“Ya, begitulah kira-kira”, jawabku sekenanya.

“Pantaasss!! Kelihatan sih!”, timpalnya.

“Maksud kamu?”, tanyaku.

“Ya, tampangnya serius, terus pipinya tembam karena kebanyakan baca”, ejeknya yang kemudian berlari meninggalkanku yang kesal karena kata-katanya.

Begitulah pertama kali aku mengenal Dodi, sosok yang periang dan penyayang. Sejak pertemuan itu, aku dan Dodi berteman baik. Setiap pagi jelang masuk kelas kami selalu bertemu di madding sekolah untuk membaca artikel dari teman-teman yang diganti setiap 2-3 kali seminggu. Dodi selalu bertanya padaku gimana caranya memiliki tubuh gemuk seperti aku, karena maklum saja Dodi bertubuh kurus tapi jangkung, namun aku hanya menjawab dengan senyuman atau bilang, “keturunan”. Banyak hal darinya yang membuat hari-hariku di MTs Al-Falah tercinta menjadi lebih berwarna. Dodi selalu bisa bikin aku ketawa di saat tugas sekolah ataupun hapalan-hapalan ayat maupun hadits menumpuk ataupun sudah mendekati deadline.

Setamatnya kami dari MTs, kami melanjutkan langkah untuk mengejar cita-cita kami masing-masing. Aku memilih SMA sebagai jenjang yang harus aku tapaki, sedangkan Dodi memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di SMK. Selama terpisahkan oleh sekolah, sesekali kami berjumpa, sekedar ngumpul-ngumpul dengan teman-teman seperjuangan.
Setelah melewatkan waktu selama 3 tahun di bangku SMA, aku melanjutkan kuliah di ibukota propinsi Riau, Pekanbaru. Sejak itu praktis komunikasi kami terputus, hanya mendapat kabar tentang teman-temanku dari sahabatku Lia atau berpapasan di lampu merah. Baru tepat tiga hari yang lalu tanggal 9 Desember, di saat aku sedang menikmati makan siang yang sudah sangat telat, sekitar jam 5 sore, sebuah sms dari Lia masuk di hpku.

“Innalillahi wa innailahi roji’un. Telah meninggal dunia teman Alumni MTs. Al-Falah yang bernama Dodi Haryanto, pada pukul 4 sore tadi.”

Aku setengah kaget dan setengahnya lagi tertawa. Lelucon apa ini? Aku tak percaya dengan kabar ini. Ada banyak hal yang menjadi alasannya, salah satunya karena sms ini berasal dari Lia yang terkadang suka usil. Kucoba untuk menenangkan pikiranku, dan melanjutkan makanku. Setelah itu aku kembali menelepon Lia. Dari Lia, aku tahu bahwa berita itu benar. Dodi meninggal karena sakit radang paru-paru yang sudah lama dideritanya.

Aku terhenyak, aku kalut, tapi tak setetes air mata pun mampu jatuh mengalir melalui pipi tembamku. Sesaat aku teringat ketika aku bertemu terakhir kali dengannya, tepatnya awal tahun 2009 ini. Dia belum berubah, masih memanggilku dengan “pipi tembam”, satu-satunya yang berubah hanyalah, dia lebih kurus dan terlihat tak sehat.

Pikiranku berkecamuk, sejenak semua ingatan tentang memori masa sekolah kembali terlintas dalam benakku. Aku masih ingat saat tertawa bersama membaca humor di papan madding, caranya menyapaku, senyum tulus nan hangatnya di setiap kali bersua denganku, Dodi yang suka memberikan bunga padaku seusai praktikum biologi (bunganya ternyata nggak dipakai semua untuk praktikum), Dodi yang sering memanggilku “pipi tembam”. Tak akan ada, tak akan pernah aku temui Dodi yang seperti itu lagi.

Kepergian Dodi untuk selamanya, benar-benar membuat aku merasa terpukul dan kembali mengingatkan aku, bahwa kita pasti mati. Sesaat aku merasa sangat kecil, ingat, ada Dzat Yang Maha Besar yang senantiasa menemani dan mencintai kita. Suatu saat kita akan meninggalkan dunia fana ini, sama seperti Dodi dan semua insan yang telah tiada, tapi kapan waktunya?! Tak ada yang tahu pasti. Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan diri dengan amal sholeh, memperbanyak pahala, dan mengurangi diri dari perbuatan dosa. Satu tanya kemudian muncul dalam hatiku, seperti lagu almarhum Chrisye, jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah aku bersujud pada Allah?

Selamat jalan Dodi, selamat jalan sahabatku. Maafkan aku tak dapat mengantarkanmu di tempat peristirahatan terakhirmu. Hanya sebuah doa yang mampu aku titipkan untukmu, semoga Allah mengampuni semua dosamu, diberikan tempat terbaik di sisi-Nya, dijauhkan dari siksa alam kubur dan api neraka. Selamat jalan, semoga kamu pergi dengan tenang.

Pilih aja Sendiri

Jadwal ujian akhir semester sudah terpajang sejak dua minggu yang lalau di papan pengumuman jurusan maupun papan info fakultas. Masa-masa penuh perjuangan kini tibalah sudah. Inilah saatnya menguji kemampuan berkonsentrasi dalam belajar. Semua mahasiswa pada sibuk mempersiapkan diri demi menghadapi hari-hari yang akan menghabiskan banyak energy.

Berbagai macam persiapan dan strategi jitu dilakukan, ada yang sibuk minjam catatan teman buat disalin ataupun dikopi, pinjam buku di pustaka, bikin kope’an, strategi yang dianggap paling jitu dan telah terbukti sangat membantu dalam usaha menigkatkan nilai, antara lain adalah meningkatkan kualitas sosialisasi terhadap relasi. Cie elah… buat cara yang terakhir ini mungkin bahasanya sedikit berlebihan. Tapi, sudah jadi rahasia umum, sampai-sampai ada istilah “posisimu menentukan nilaimu’.

Di hari-hari ujian, banyak mahasiswa datang lebih awal dari hari-hari kuliah efektif, alasannya bukan karena takut terlambat, tapi buat cari PW alias Posisi Wuenak. Sebuah pemandangan miris yang seharusnya tak pernah terjadi di bangku kuliah, Satu tips penting buat kamu yang kurang percaya diri jika di tempatkan di depan, kamu harus berkorban bangun dan datang ke kampus lebih awal , karena begitu kamu ke ruangan ujian, kamu bakal dapatin semua kursi sudah ada yang booking. Hohoho… buat teman-teman yang pintar dan selalu dapat nilai kuis dan tugas yang bagus-bagus, jangan khawatir, karena sudah ada beberapa mahasiswa bersedia mati buat mempersiapkan bangku ujian buat kamu. Hahaha… berlebihan banget yah…
Sebenarnya pada nyadar ga sih? Kebiasaan ini sama sekali ga baik buat perkembangan mental kita. Pernah dengar ga ada sebuah idiom yang mengatakan “kamu adalah apa yang kau lakukan”, so, kalau kamu kebiasaannya nyontek, berarti kamu ga lebih dari seorang……?! Jawab sendiri aja deh. Gimana caranya bangsa ini bisa maju dan berkembang, jika tunas bangsanya ga lebih dari seorang tukang nyontek yang selalu berbuat curang. buat kamu yang sudah biasa nyontek, yakin aja deh, jurus PW, jurus kope’an, jurus apapun itu, dosen kita tuh udah hapal benar dengan semua jurus-jurus kamu. Karena beliau-beliau juga pernah mengalami masa seusia kita.

Satu-satunya jurus yang ampuh, dan terbukti bermanfaat buat kamu adalah jurus belajar sungguh-sungguh dibarengi dengan niat ikhlas dan doa. Jurus ini, bukan cuma ampuh buat bagusin nilai kamu, tapi juga mengangkat harga diri kamu di hadapan Allah dan semua orang yang kenal kamu, baik orangtua, dosen, dan teman-teman kamu. Dijamin kamu bakal jadi manusia yang membanggakan, sampai-sampai kamu sendiri juga bangga pada dirimu sendiri.

Ga percaya?? Coba aja sendiri, bandingkan rasa ketika nerima KHS dengan IPK 3,58 atas hasil usaha sendiri, dengan KHS dengan IPK 3,00 atas hasil contekan. Ups.. udah jelas lah ya.. tapi kalo dibalikin situasinya, kamu nerima KHS dengan IPK 3,00 atas usaha sendiri, rasa kepuasan yang kamu miliki tuh sangat bereda, dan bisa membakar semangat kamu buat belajar lebih giat lagi. Masih ga percaya?? Coba ajah sendiri!!
Sekarang tergantung kamu aja deh mau milih jurus apa pilih untuk menuai kesuksesan pasca ujian akhir nanti. Tapi, kalau kamu tetep keukeh milih jalan curang, jangan salahkan jika nanti bangsa ini dipimpin oleh orang-orang yang culas. Selamat ujian, selamat memilih jalan yang terbaik buat kamu. semoga sukses… semangat!!!

Mungkinkah Aku seperti ini

Ini kisahku, kisah perjalanan hidupku. Ada cerita tentang cintaku yang selalu kandas. Diusiaku yang sudah menginjak angka 25 tahun, aku sudah memiliki segalanya, karier yang cemerlang, uang, investasi jangka panjang untuk hari tuaku nanti, sebuah apartemen yang kubeli dengan hasil jerih payahku, gelar S2, semuanya… kecuali cinta. Ya, kini aku merasa hampa tanpa seorang kekasih.

Dulu, saat masih berstatus sebagai seorang pelajar dan mahasiswa aku pernah menyukai seorang pria. Tapi cintaku bertepuk sebelah tangan, sejak itu aku benamkan semua hasrat untuk menjalin cinta, mulai saat itu aku bertekad untuk focus ke studi dan karier yang sedang mulai dirintis. Tentu saja dengan keyakinan, suatu saat akan datang pangeran berkuda putih yang akan menjemputku ke pelaminan cinta kami. Yang kuingat saat itu adalah aku selalu sibuk dengan diriku sendiri, tugasku, cita-citaku, dan impianku, dan kuputuskan untuk menantikan kedatangannya.

Hari ini tepat di saat sang pangeranku datang menjemputku, hatiku merasa sedih. Betapa tidak, hari ini aku sadar, bahwa banyak hal indah yang telah aku lewati begitu saja dalam kurun waktu 25 tahun ini. Pertualangan cintaku hanya sia-sia. Karena kini aku sadar, betapa tololnya aku, pangeranku sudah berada di sampingku sejak tujuh tahun yang lalu. Aku lewati dia begitu saja, aku sama sekali tak mengerti arti senyum dan tatapan matanya yang teduh itu, arti semua rinduku untuknya saat kita jauh, arti semua hal yang telah kita alami bersama.

Ya, dia sahabat yang selalu mendukungku atas semua keputusan yang telah aku ambil dalam hidupku, dia selalu memotivasi, menasehati, dan meyakinkanku bahwa aku bisa. Aku kembali mengingat-ingat masa-masa indah tanpa airmata itu dulu. Bodohnya aku baru menyadari bahwa ada rasa yang tak biasa dalam hati ini, setelah bertemu dengannya kembali enam bulan yang lalu setelah terpisah oleh samudera selama tiga tahun demi wujudkan impianku.

Aku masih ingat kala ia menjemputku di bandara, dia menyambutku dengan hangat sekali. Itulah saat pertama kali aku merasakan kehangatan yang berbeda darinya, dia hangat, bahkan lebih hangat dari baju-baju hangat yang pernah aku pakai saat musim dingin tiba di negeri bersalju tempat aku mewujudkan impianku. Tiga tahun berpisah, membuat kami menjadi orang yang berbeda, aku sadar kini aku telah berubah, dan dia juga berubah.

Entah sejak kapan rasa cinta itu terjalin, yang kuingat hanya saat dia mengetuk pintu rumahku dan melamarku melalui kedua orangtuaku, dua bulan setelah kepulanganku di tanah air. Semua berjalan dalam waktu yang singkat. Aku diterima bekerja di perusahaan asing berkat bantuannya dan dukungan orang-orang yang mencintaiku tanpa kenal lelah, tentu saja semua berkat izin Allah. Kesuksesan datang menyambutku. Semua jerih payahku dan doa-doa papa dan mama mengantarkanku ke pintu gerbang kecemerlangan.

Aku kembali mengingat-ingat masa susahku, dia selalu ada menemaniku. Dan kini di hari bahagiaku, dia mendampingiku, duduk bersanding dua denganku. Memandangku dengan penuh rasa cinta, kemudian membisikkan sesuatu di telingaku.

“Istriku, aku sudah menantikan saat ini tepat tujuh tahun sejak aku ketemu kamu untuk pertama kalinya. Istriku, aku telah mencintaimu selama itu tanpa kenal lelah. Aku tak akan pernah melepaskanmu, istriku, cinta pandangan pertamaku”

Aku kaget dan tak mampu berkata apa-apa selain menatap matanya dalam-dalam, hatiku berkata “sesungguhnya, kamulah cinta pertama dan terakhirku”. Semoga Allah menghadiahkan kebahagiaan yang tak pernah berakhir pada biduk rumah tangga yang akan kami labuhkan ke labuhan cinta-Mu dan mengantarkan kami ke syurga-Mu yang penuh kebahagiaan dan keindahan abadi. Terima kasih ya Allah atas semua rahmat-Mu yang tak pernah putus menemaniku. Lucky I’m in love with my best friend.

An Evening At Mall SKA’

Sudah setengah jam aku duduk di bangku panjang yang tersedia di mall SKA menanti kedatangan temanku yang masih mencari sesuatu. Rasa lelah yang ada, kini semua terpusat di kaki ini. Aku baru saja melewatkan hampir seperempat dari hariku untuk mengelilingi mall guna mencari beberapa kebutuhan harian, atau sekedar melihat-lihat, biasalah refreshing…

Dalam setengah jam ini, banyak hal yang telah aku saksikan dan perhatikan. Sebuah rombongan berpakaian serba batik lewat di depanku dengan seorang komandan yang menurutku lebih mirip orangtua yang sedang sibuk memberikan wejangan-wejangan pada pengantin baru. Aku mencoba menduga-duga, barangkali ini kumpulan orang yang kelebihan materi, yang mencoba menikmati hasil jerih payahnya dengan bersantai mengikuti tour. Setelah sang komandan atau mungkin lebih pantas disebut tour guide (itupun kalau memang benar rombongan tour) selesai bicara, rombongan itu kemudian berpencar.

Tingkah laku SPG pun tak luput dari perhatianku. Aku sungguh mengagumi ketegaran dan semangat seorang SPG produk kecantikan, meskipun kakinnya telah terseok-seok, mungkin karena kelelahan memakai sepatu bertumit lumayan tinggi, sekitar 8-13 cm, tapi tetap melayani calon pembeli yang cerewetnya minta ampun dengan senyuman ramah dan penuh ketulusan, meskipun pada akhirnya sang calon pembeli batal menukarkan uangnya dengan produk yang ditawarkan.


Di seberang toko kecantikan tadi, ada lagi seorang SPG toko jam tangan yang senantiasa berdiri seraya tersenyum di muka pintu masuk toko, guna menarik perhatian calon pembeli. Sang SPG yang berpakaian sporty serba hitam, dengan sepatu kets putih, di pergelangan tangannya melingkar salah satu produk jam tangan di toko tempat ia bekerja, menambah kesan sporty pada SPG, dia telah berdiri lebih dari setengah jam. Meskipun tak ada pelanggan yang datang atau pun sekedar memalingkan wajah padanya. Ia tetap melaksanakan tugasnya dengan baik.

Selama setengah jam dalam penantian ini, aku melihat beraneka rupa, dan paras pengunjung Mall. Ada yang berdarah tiong hoa, india, arab, batak, minang, melayu, dan ada juga yang berkulit putih atau lebih dikenal dengan istilah bule. Gaya berpakaiannya pun bermacam-macam, ada yang berpakaian serba mini; baju you can see yang menurutku lebih mirip singlet dipadu dengan celana pendek, ada yang berpakaian ala orang gedongan, anak gaul, ada yang up to date, dan ada pula yang jadul alias jaman dulu. Pelanggan yang berjilbab, jilbabnya pun macam-macam; ada yang model topi, ada yang dililit di leher, ada yang dijulurkan hingga sebatas perut, ada yang lebih mirip telekung, sampai yang bercadar.

Tak lama kemudian datang seorang ibu hamil bersama dua orang anaknya; seorang laki-laki dan seorang perempuan dengan mendorong troli belanja yang penuh sesak oleh barang belanjaannya. Dari tas yang bertengger di punggung anaknya, aku bisa tahu bahwa ibu ini seorang muslimah. Aku menggeser troli belanjaku agar sang ibu bisa duduk di sampingku.

“Terima kasih ya, dik!” kata sang ibu dengan logat sunda yang kental.
“Oh, ya. Sama-sama”, jawabku sambil melemparkan senyuman.
Tak lama kemudian, masih dengan logat sundanya, sang ibu memanggil anak perempuannya.
“Sini nak, duduk dekat mama. Jangan bandel lah, mama capek. Bentar lagi papa jemput!”
Bukannya mendekat, si anak malah mengikuti saudara laki-lakinya yang ingin pergi ke toilet.
“ini nih si adik, ga mau denger mama. Kemana si abang, si adik maunya ngekor mulu. Si abang mau ketoilet aja mah diikutin. Pusing, anak-anak saya mah suka bandel.” Cerita si ibu hamil padaku.
“Biasa bu, mungkin pengen manja-manjaan dulu sama mamanya, sebelum punya adik lagi”, timpalku sambil tersenyum melihat anak perempuannya.
“ini teh bukan hamil atuh dik. Saya sedang sakit, ada semacam cairan dalam perut saya, yang bikin gede seperti ini.” Lanjutnya.
“Oh, maaf bu. Saya fikir ibu sedang mengandung!” ujarku malu.
“Ga apa-apa atuh dik. Banyak yang bilang seperti itu, tapi ini bukan hamil.” Kata si ibu sambil mengusap-usap perutnya.

Dari cerita sang ibu, aku ketahui bahwa beliau telah mengikuti dua kali operasi dalam tahun ini. Pertama operasi kista, karena tidak ada perubahan, akhirnya beliau melakukan operasi pengangkatan rahim, dan dalam waktu dekat akan melakukan operasi untuk cairan yang menyebabkan beliau terlihat seperti wanita hamil 8 bulan. Meskipun beban himpitan kehidupan begitu berat, beliau masih bisa menjalani kehidupannya dengan baik, semangat optimis dan dengan bahagia.

Sama seperti SPG-SPG tadi, meskipun berat, tapi tetap melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin. Dari sini aku belajar banyak hal. Hidup akan terasa indah dan bahagia selama kita selalu berpikiran bahwa hidup kita indah dan penuh kebahagiaan, dan berpikir bahwa kita orang yang beruntung karena memiliki semua yang ada dalam hidup kita, baik itu suka, duka, menyerah, itu semua ada di dalam diri dan pikiran kita sendiri.