Blog ini adalah sarana pelampiasan emosi dalam diri ini, kadang marah, sedih, bahagia, dongkol.. dll.
jadi isinya lebih banyak curhatan ajah sih..

Dwi Afrini Risma. Com

Welcome

Maked by a girl who is becoming a woman

Kamis, 10 September 2009

Waktu KKN Kemaren....

Alhamdulillah aku sudah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata-ku di Negeri seribu suluk, Kabupaten Rokan Hulu. Sebagai bahan seru-seruanku dan teman-teman, aku dan ketiga teman perempuan yang ada di kelompokku memutuskan untuk memberikan gelar pada setiap anggota kelompok kami. Sepertinya aku bakalan mendeskripsikan sedikit tentang teman-temanku.


Isnaeni Rahmat, sang ketua. Orangnya pendiam, ga banyak omong, alim, aneh, ga suka anak kecil bahkan cenderung takut kaleee, low profile, santun, dan paling sering patah hati sampai-sampai lagu Tenda Biru jadi lagu wajib sang ketua kami ini. Hehehe.. awalnya dia kami beri gelar “Mat Kuntet”, ini karena postur tubuhnya yang paling pendek di antara yang lainnya, ternyata di pertengahan jalan, gelar ini akhirnya diubah menjadi Mr. Mat Cool, hingga akhirnya aku menyebutnya sebagai “idola”. Maklum, doi banyak fansnya sih.


Atika Fimaira, sang playgirl sejati. Doi suka banget pake istilah-istilah yang vulgar, seperti “MELACUR”, singkatan dari Melakukan Curhat. Tapi, aslinya mami (panggilan yang kami anugerahi untuknya) orangnya baik banget, hobbi jalan-jalan, suka ngepel (ini nih, hobby unik dan menguntungkan, aktifitas mami tuh bangun tidur-nyapu-ngepel lantai). Mami berjiwa petualang tinggi, dan sering bawa aku jalan-jalan. hehehe… oya, mami tuh suka banget kehilangan barang-barangnya, hingga si Ito selip bĂȘte abisnya mami sering minta tolong dicariin barangnya. Prinsip hidup mami sebelum ketemu papi Arman (nama pacar mami di Kaiti) adalah “di mana bumi dipijak, di situ cabang dibuka (baca: cowok di cari)”. Tapi pesona dan kebaikan hati papi Arman, mampu sedikit melunturkan jiwa ke-playgirl-an mami. Semoga…


Eka Diesti Indra, sebelumnya dengan kejam diberi gelar “Eka Gigi”, ini karena…. Tahu sendirilah. Sampai akhirnya timbul protes keras dari para pria di kelompok kami, eka diberi gelar “Eka Rajin”, dari mana datangnya?! Tanya lah pada yang ngasi gelar. Orangnya asyik dan baik. Doi sayang banget dengan anak cewek, karena doi bilang dia ga punya saudara cewek. Eka rada cool sih, Cuma ga se cool si Idola. Anak-anak cewek yang ada di Kaiti terpesona dan sayang banget sama Eka, karena itu aku kasi gelar “Eka yang Mempesona”, sedangkan adik-adik itu bilang, eka mirip ama Boy sandy. Benar ga ya?! Tanyalah pada rumput yang bergoyang.


Agnes Natalia Lubis, awalnya sih dikasi gelar “Nez Dandan” karena doi ga pernah lepas dari yang namanya perawatan wajah, maklum, kulitnya sensitive, hingga mudah berjerawat. Akhirnya, berkat dukungan Bang Adam baek, gelar Nez dandan diubah menjadi “Ito selip”, ito adalah panggilan untuk saudara laki-laki ataupun perempuan dalam bahasa batak, dan selip karena si ito hobby banget nyelip diantara kami, saat lagi sedang cerita ataupun mau tidur. Ito orangnya introvert, aku selalu curhat sama ito, termasuk ketika aku jatuh cinta dengan seseorang. Cie.. cie… oya, kami juga sering liatin bintang kalo malam-malam. Karena langit kaiti tuh indah banget kalo malam hari, banyak bintang.
Adam Wahyudi, atau lebih sering disapa sebagai bang adam baek. Soalnya bang adam tuh orangnya baik banget (meskipun sebelumnya dengan kejam dikasi gelar adam Jidat ama Mami). Bang Adam adalah salah satu sosok yang aku kagumi, pasalnya beliau dengan latar belakangnya sebagai anak mapala, mampu melakukan apapun yang hanya bisa dilakukan oleh sebagian orang saja, Bang Adam serba bisa, T O P deh pokoknya. Satu yang unik dari Bang Adam, yang bikin aku pengen ketawa meski sedang sesedih apapun dan kangen, ketawanya bang Adam. Unik, lucu, dan enak aja didengar. Hehehehe….
Brian Aristo Hutagaol, alias Bian Mentel alias Bian Gaol alias Om Ganteng. Tiap panggilan itu punya sejarahnya lho… mahasiswa jurusan agrobisnis fakultas pertanian ini gayanya lebih kini bila dibandingkan dengan yang lainnya. Kalo lagi berfoto pose nya pasti unik-unik, lucu, lepas, dan ekspresif. Pokoknya gaol banget deh… Oh ya, Putri (anak Kak Lenny, pemilik markas besar para cewek yang masih berusia 4 bulan) seneng banget kalo digendong oleh Brian, jelas ajalah, Brian kan Om Ganteng, “sapa sih yang ga seneng digendong Om Ganteng” (kira-kira seperti itulah suara batin Putri). Kalo mau nyari Bian di siang hari, cukup cari di warung depan posko, karena biasanya Brian nongkrong di situ.


Febri Newita, alias Ririn Nyinyiah alias Yin F2 alias tante. Kok bisa ya, Febri Newita jadi Ririn?! Ririn sendiri bingung. Ririn tuh suka banget ngomong keras-keras, volume nya gede banget, kadang cenderung teriak menurutku. Truz, ngomongnya banyak banget, makanya cowo-cowo ngasih gelar “Nyinyiah”, kalo kami ngasi gelar tante, abisnya kayak tante-tante cerewetnya. Beda dengan aku yang calm.. wkwkwkwkwk… (calm dari Hongkong). Jika dihitung dari segi frekuensi airmata, Ririn tuh pemenang award “Miss Paling sering Nangis”, habisnya paling selalu nangis, apa masalahnya?! Hanya Ririn yang tahu. Ririn tuh selalu lapar, sering makan, tapi sedikit-sedikit, makanya badannya segitu-segitu ajah. Satu lagi nih, Ririn tuh kalo marah atau lagi ada masalah, suka jegang-jegang dan bikin panic semuanya. Hmm…. Manusia memang beraneka ragam sifat dan karakternya ya..


Wendi Anwar, alias Wendi Ci’ lale’ alias Wendi Maniez. Dikasih gelar Ci’ Lale coz diwajahnya ada tahi lalat, Wendi kalo lagi senyum manieeeeezzzz banget, makanya dikasi gelar Maniez (tapi kok mirip panggilan kucing yaph?! Siapa sih yang tega memberikan gelar tersebut?!). Alumni SMA 8 ini katanya mirip banget dengan Kasino DKI, selain itu Wendi tuh punya ciri khas, yaitu rambut keritingnya yang kalo dipanjangin mirip rambutnya giring yg brekele… lucu kan?!


The last but not least, Alda Reil Al-Furqon, alias Alda Letoy alias Alda Kuat. Kontradiktif banget kan gelarnya, gelar letoy itu diberikan karena gaya jalannya yang lembut banget… namun, di sisi lain, Alda tuh terkenal sebagai peraih gelar “Cowo Pengangkat Air Terbanyak Selama KKN”. Habisnya cowo yang lain ga peduli dengan kami, cewe-cewe yang mau masak ataupun nyuci piring. Applause buat Alda deh… Plok… Plok… Plok… (suara tepuk tangan tuh..!!!) Alda tuh paling mudah banget terpancing emosinya. Cepat marah, padahal kami Cuma bercanda. Hm…. Once more, tiap manusia tuh unik.


Ada sedikit pengalaman yang menggelikan di saat aku sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata-ku di desa Kaiti beberapa waktu yang lalu. Ini tentang…. Sebut saja dia Mr. Cool (abis orangnya dingin banget, aku selalu bilang, “kalo ditaruh air di sampingnya, bakalan dingin. Lebih lama dikit bisa beku tuh air”) tahu kan siapa?!


Hari itu, adalah hari kedua kami di Kaiti, kami sudah sepakat untuk gotong royong membersihkan posko KKN. Jadi, sebagai ketua yang bertanggung jawab dan peduli anggota, Rahmat pun pulang ke rumahnya untuk mengambil alat-alat gotong royong, seperti cangkul, parang dsb (satu lagi nih, Rahmat tuh aslinya dari Pasir Pengarayan). Seketika Rahmat pergi, datanglah sepasang suami istri bersama pak Kades mengendarai mobil dengan plat nomor kendaraan berwarna merah. Bapak itu berpakaian ala pejabat, dari baju kaos yang dipakainya keliatan banget harganya sekitar 500ribuan, terus menggunakan topi dengan tulisan pengawas atau penyidik gituh, aku juga ga pasti, soalnya lupa. Sedangkan sang Ibu berpakaian selayaknya ibu-ibu lah. Dari cara bersikapnya sepertinya bapak dan ibu itu udah haji deh (pikiranku saat itu). Pak Kades hormat banget dengan Bapak itu, seperti pejabat penting dari manaaaaa gituh…
“Dari mana saja ni asal adik-adik?” kata sang Bapak.
“Macam-macam, Pak. Ada yang dari Pekanbaru, Teluk Kuantan, Ujung Batu Sosa, Dumai, Duri, ada juga yang dari Pasir Pengarayan, Pak. Namanya Rahmat.” Jawab Eka dengan ramahnya.
“oh… ada juga yang dari Pasir Pengarayan ya?!” gumam sang Bapak.
“Baik-baik saja di sini kan? Pandai-pandai bergaul, dekati ketua pemuda, ada yang bawa gitar tidak? Jangan kalian ngumpul-ngumpul bergitar pula di sini, berikan contoh yang baik sebagai mahasiswa.” Nasehat sang bapak.
Selang beberapa menit, Rahmat pun datang.
“Ha.. ini yang namanya Rahmat, Pak. Yang asli dari Pasir Pengarayan, Pak.” Ujar Eka.
Rahmat pun masuk dan langsung menyalami ibu dan bapak tadi.
“Isnaeni Rahmat, lahirnya di Tanjung Pinang, jadi tidak anak Pasir Pengarayan asli, tapi besarnya di sini. Diberi nama Isnaeni, karena lahirnya di hari senin, Rahmat itu, karena kelahirannya rahmat bagi keluarga kami”. Ujar sang Bapak.

Uupssss….

Ternyata sang pejabat dan istrinya tuh, orangtuanya Mr.Cool. kontan aja Eka malu banget. Kami aja ketawa dengarnya. Pasalnya dari tadi kami diam ajah, hanya Eka aja yang sok ramah… Wkwkwkwk.. Kenapa Pak Kades begitu hormat, karena ayah Rahmat Kadis Perhubungan Rohul yang dikenal ramah dan disegani masyarakat Rohul. Pelajaran berharganya adalah, jangan sok ramah, ataupun sok tahu, kalau nggak mau malu. Dan ternyata pepatah lama itu benar, Diam Adalah Emas. (Sorry ya Eka!!!).


Peristiwa lucu yang lainnya terjadi tepat pada tanggal 17 Agustus, dua hari sebelum kepulangan kami ke Pekanbaru. Pagi itu aku dan ito udah nangkring di posko untuk menanyakan lokasi upacara kami pagi itu. Saat itu, sang Idola (untuk kisah ini aku pake istilah idola, karena saat itu gelar yang digandrungi untuk ketua adalah idola) udah steady dengan kemeja hitam dan pakaian wajibnya (biasa, celana goyang plus sepatu bapak-bapaknya). Aku dengan lugunya ngomong gini.
“Rahmat, bisa ngomong berdua sebentar?”
Oh ya, sebagai informasi nih, waktu itu kami sedang ngumpul, ada Ito, Brian, Alda, Aku, dan Rahmat. Sedangkan Ririn udah berangkat duluan diantarin bang Rudy, Mami ge terbaring cape di markas karena baru pulang dari AM, Wendi lagi mandi, Bang Adam udah pergi entah kemana, dan Eka sedang terbaring lemas karena sakit kepalanya kambuh.
“Ngomong aja”, kata idola.
“Dwi maunya ngomong berdua ajah”
“Ngomong ajalah di sini, ga pa pa dowh”, ujar Idola dengan gaya Sok Coolnya.
“Nggak aah.. nanti Rahmat malu”
“Santai ajalah…”, lagi-lagi dengan gaya sok coolnya yang udah mulai bikin aku bĂȘte.
“Ya udah, tapi beneran ya..!!!” tegasku sekali lagi.
“Iya, ngomong aja wi!” tetap dengan gaya sok coolnya.
“CD (baca: Celana Dalam alias Kolor) Rahmat yang ada di dalam jok Honda motor tolong diambil dong, soalnya dwi nanti mau ngambil gembok susah”
“CD yang mana?” Idola terlihat sedikit bingung.
Segera saja aku buka jok motornya Idola. Si Idola dengan gaya sok coolnya bilang gini.
“oh di sini, Mat udah nyari dari kemaren, Mat kira hilang atau tertinggal di Menaming kemarin!”


Setelah mengambil CD abu-abunya, Si Idola pun ngeloyor ke belakang mungkin karena malu atau memang udah mati rasa atau apalah, meninggalkan kami yang lagi sakit perut karena ketawa liat gaya dan wajahnya yang memerah karena malu.
“Wuih… tega banget dwi bikin Idola malu”, kata Om Ganteng sambil ketawa.
“Habisnya diajak ngomong berdua nggak mau. Ya udah…” jawabku kesal bercampur geli.
Malam sebelumnya, saat aku dan mami menghadiri Pesta Rakyat Rokan Hulu, Mami sempat ngomel-ngomel karena CD abu-abunya Rahmat. Saat mau ngambil gembok motor di dalam jok motor, kami dikagetkan dengan pemandangan CD terbentang segitiga di atas gembok. Mami ngambek ga mau kunciin motor, dari pada ambil resiko kehilangan motor yang notabene minjem, terus pulang jalan kaki dari Kantor Bupati sambil nangis-nangis, karena tak satupun dari kami yang bawa ponsel. Akhirnya aku siapkan diri dengan segala resiko yang akan terjadi dengan mengambil gembok itu, setelah mengumpulkan segenap keberanian dan kekuatan dan menghapus rasa malu.


Masa KKN memang masa-masa yang penuh dengan cerita yang tak terlupakan, tak hanya suka dan tawa, tapi sedih dan airmata juga menghiasi kisah kami. Ada kenangan indah dan banyak juga kenangan pahitnya. Semuanya kami terima dengan lapang dada dan berpikiran positif. Buat teman-teman, Dwi d’CuteZ alias Dwi So* Cute alias De2’ mohon maaf kalau selalu bikin kesal, marah, jengkel, sakit hati dan sejenisnya. Maklum ajah, seperti kata ketua, Dwi tuh orangnya sensitive banget, suka ngambek.


Buat Alda dan Eka, semuanya… maaf kalo lagi bad mood, dwi emang suka main pergi ngeloyor ga jelas gitu, truz diam ga jelas, duh, pokoknya ngga’ jelas deh. Semoga KKN ini jadi pelajaran berharga yang tak terlupakan sepanjang usia kita. Amin…

Sekian


Wassalam
U(^o^)U

Tidak ada komentar:

Posting Komentar