Blog ini adalah sarana pelampiasan emosi dalam diri ini, kadang marah, sedih, bahagia, dongkol.. dll.
jadi isinya lebih banyak curhatan ajah sih..

Dwi Afrini Risma. Com

Welcome

Maked by a girl who is becoming a woman

Minggu, 17 Januari 2010

An Evening At Mall SKA’

Sudah setengah jam aku duduk di bangku panjang yang tersedia di mall SKA menanti kedatangan temanku yang masih mencari sesuatu. Rasa lelah yang ada, kini semua terpusat di kaki ini. Aku baru saja melewatkan hampir seperempat dari hariku untuk mengelilingi mall guna mencari beberapa kebutuhan harian, atau sekedar melihat-lihat, biasalah refreshing…

Dalam setengah jam ini, banyak hal yang telah aku saksikan dan perhatikan. Sebuah rombongan berpakaian serba batik lewat di depanku dengan seorang komandan yang menurutku lebih mirip orangtua yang sedang sibuk memberikan wejangan-wejangan pada pengantin baru. Aku mencoba menduga-duga, barangkali ini kumpulan orang yang kelebihan materi, yang mencoba menikmati hasil jerih payahnya dengan bersantai mengikuti tour. Setelah sang komandan atau mungkin lebih pantas disebut tour guide (itupun kalau memang benar rombongan tour) selesai bicara, rombongan itu kemudian berpencar.

Tingkah laku SPG pun tak luput dari perhatianku. Aku sungguh mengagumi ketegaran dan semangat seorang SPG produk kecantikan, meskipun kakinnya telah terseok-seok, mungkin karena kelelahan memakai sepatu bertumit lumayan tinggi, sekitar 8-13 cm, tapi tetap melayani calon pembeli yang cerewetnya minta ampun dengan senyuman ramah dan penuh ketulusan, meskipun pada akhirnya sang calon pembeli batal menukarkan uangnya dengan produk yang ditawarkan.


Di seberang toko kecantikan tadi, ada lagi seorang SPG toko jam tangan yang senantiasa berdiri seraya tersenyum di muka pintu masuk toko, guna menarik perhatian calon pembeli. Sang SPG yang berpakaian sporty serba hitam, dengan sepatu kets putih, di pergelangan tangannya melingkar salah satu produk jam tangan di toko tempat ia bekerja, menambah kesan sporty pada SPG, dia telah berdiri lebih dari setengah jam. Meskipun tak ada pelanggan yang datang atau pun sekedar memalingkan wajah padanya. Ia tetap melaksanakan tugasnya dengan baik.

Selama setengah jam dalam penantian ini, aku melihat beraneka rupa, dan paras pengunjung Mall. Ada yang berdarah tiong hoa, india, arab, batak, minang, melayu, dan ada juga yang berkulit putih atau lebih dikenal dengan istilah bule. Gaya berpakaiannya pun bermacam-macam, ada yang berpakaian serba mini; baju you can see yang menurutku lebih mirip singlet dipadu dengan celana pendek, ada yang berpakaian ala orang gedongan, anak gaul, ada yang up to date, dan ada pula yang jadul alias jaman dulu. Pelanggan yang berjilbab, jilbabnya pun macam-macam; ada yang model topi, ada yang dililit di leher, ada yang dijulurkan hingga sebatas perut, ada yang lebih mirip telekung, sampai yang bercadar.

Tak lama kemudian datang seorang ibu hamil bersama dua orang anaknya; seorang laki-laki dan seorang perempuan dengan mendorong troli belanja yang penuh sesak oleh barang belanjaannya. Dari tas yang bertengger di punggung anaknya, aku bisa tahu bahwa ibu ini seorang muslimah. Aku menggeser troli belanjaku agar sang ibu bisa duduk di sampingku.

“Terima kasih ya, dik!” kata sang ibu dengan logat sunda yang kental.
“Oh, ya. Sama-sama”, jawabku sambil melemparkan senyuman.
Tak lama kemudian, masih dengan logat sundanya, sang ibu memanggil anak perempuannya.
“Sini nak, duduk dekat mama. Jangan bandel lah, mama capek. Bentar lagi papa jemput!”
Bukannya mendekat, si anak malah mengikuti saudara laki-lakinya yang ingin pergi ke toilet.
“ini nih si adik, ga mau denger mama. Kemana si abang, si adik maunya ngekor mulu. Si abang mau ketoilet aja mah diikutin. Pusing, anak-anak saya mah suka bandel.” Cerita si ibu hamil padaku.
“Biasa bu, mungkin pengen manja-manjaan dulu sama mamanya, sebelum punya adik lagi”, timpalku sambil tersenyum melihat anak perempuannya.
“ini teh bukan hamil atuh dik. Saya sedang sakit, ada semacam cairan dalam perut saya, yang bikin gede seperti ini.” Lanjutnya.
“Oh, maaf bu. Saya fikir ibu sedang mengandung!” ujarku malu.
“Ga apa-apa atuh dik. Banyak yang bilang seperti itu, tapi ini bukan hamil.” Kata si ibu sambil mengusap-usap perutnya.

Dari cerita sang ibu, aku ketahui bahwa beliau telah mengikuti dua kali operasi dalam tahun ini. Pertama operasi kista, karena tidak ada perubahan, akhirnya beliau melakukan operasi pengangkatan rahim, dan dalam waktu dekat akan melakukan operasi untuk cairan yang menyebabkan beliau terlihat seperti wanita hamil 8 bulan. Meskipun beban himpitan kehidupan begitu berat, beliau masih bisa menjalani kehidupannya dengan baik, semangat optimis dan dengan bahagia.

Sama seperti SPG-SPG tadi, meskipun berat, tapi tetap melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin. Dari sini aku belajar banyak hal. Hidup akan terasa indah dan bahagia selama kita selalu berpikiran bahwa hidup kita indah dan penuh kebahagiaan, dan berpikir bahwa kita orang yang beruntung karena memiliki semua yang ada dalam hidup kita, baik itu suka, duka, menyerah, itu semua ada di dalam diri dan pikiran kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar